Angka pengangguran di Indonesia,
per Agustus 2018, tercatat oleh Badan Pusat Statistik mengalami
penurunan, dari yang sebesar 5,50 persen di Agustus 2017, menjadi 5,34
persen. Meski begitu, pengangguran di desa tercatat mengalami kenaikan,
dari 3,72 persen menjadi 4,04 persen.
Pengangguran di Desa Bertambah. Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri menilai, meningkatnya
pengangguran di desa tersebut cenderung bersifat musiman, atau
sementara. Lantaran, mayoritas sektor kerja di desa yang didominasi oleh
sektor pertanian sangat bergantung pada musim panen.
“Yang paling menonjol di sektor pertanian ini, mereka banyak yang bergantung pada musim, baik tanam dan panen. Di Agustus ini cenderung berbeda, belum memasuki masa panen,” kata dia di Forum Merdeka Barat 9, Jakarta,
Keyakinan tersebut, didasarinya atas tren pengangguran yang secara
keseluruhan dari 2015, memang mengalami penurunan, baik di desa maupun
di perkotaan. Pada periode tersebut, pengangguran di perkotaan mencapai
7,31 persen, sedangkan di pedesaan 4,93 persen. Sementara itu, di 2018,
untuk perkotaan 6,45 persen dan di pedesaan 4,04 persen.
“Karena itu, situasi naiknya pengangguran di desa, menurut saya tidak permanen. Misal, masa penen tiba dan harga produk meningkat, dia terserap lagi. Trennya secara keseluruhan soalnya menurun,” tutur Hanif.
Hal itupun juga diamini oleh Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro. Menurut dia, memang
pada periode tersebut panen raya sudah tidak lagi berlangsung. Sebab,
panen raya terjadi pada periode Februari hingga Maret, sedangkan posisi
Agustus hingga akhir tahun masuk masa tanam.
“Angka Februari dengan Agustus cenderung, karena di Februari ada panen besar. Karena musim panen, ada tenaga kerja yang terserap. Ini yang buat angka penganggurannya rendah (di Februari),” tegasnya. (asp)
“Yang paling menonjol di sektor pertanian ini, mereka banyak yang bergantung pada musim, baik tanam dan panen. Di Agustus ini cenderung berbeda, belum memasuki masa panen,” kata dia di Forum Merdeka Barat 9, Jakarta,
“Karena itu, situasi naiknya pengangguran di desa, menurut saya tidak permanen. Misal, masa penen tiba dan harga produk meningkat, dia terserap lagi. Trennya secara keseluruhan soalnya menurun,” tutur Hanif.
“Angka Februari dengan Agustus cenderung, karena di Februari ada panen besar. Karena musim panen, ada tenaga kerja yang terserap. Ini yang buat angka penganggurannya rendah (di Februari),” tegasnya. (asp)
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |